Sabtu, 31 Maret 2012
Sabtu, Maret 31, 2012
|
Bahan dan Alat:
1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:
Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.
Kegunaan:
Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau.
Standarisasi Pembuatan Kompos
PEMBUATAN KOMPOS DENGAN MORETAN
1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:
Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.
Kegunaan:
Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau.
Standarisasi Pembuatan Kompos
Dengan
mengetahui bahwa kualitas kompos sangat dipengaruhi oleh proses
pengolahan, sedangkan proses pengolahan kompos sendiri sangat
dipengaruhi oleh kelembaban dan perbandingan C dan N bahan baku, maka
untuk menentukan standarisasi kompos adalah dengan membuat standarisasi
proses pembuatan kompos serta standarisasi bahan baku kompos, sehingga
diperoleh kompos yang memiliki standar tertentu.
Setelah
standar campuran bahan baku kompos dapat dipenuhi yaitu kelembaban
ideal 50 – 60 persen dan mempunyai perbandingan C / N bahan baku 30 : 1,
masih terdapat hal lain yang harus sangat diperhatikan selama proses
pembuatan kompos itu berlangsung, yaitu harus dilakukan pengawasan
terhadap:
- Temperatur
- Kelembaban
- Odor atau Aroma, dan
- pH
Pengamatan Temperatur
Temperatur
adalah salah satu indikator kunci di dalam pembuatan kompos. Apakah
panasnya naik ? Sampai temperatur berapa panas yang dapat dicapai ?
Dalam berapa lama panas tersebut dapat dicapai ? Berapa lama panas
tersebut dapat berlangsung ? Apa arti dari keadaan-keadaan tersebut ?
Campuran bahan-bahan seperti apa yang dapat mempengaruhi profil
temperatur ?
Panas ditimbulkan sebagai suatu hasil sampingan
proses yang dilakukan oleh mikroba untuk mengurai bahan organik.
Temperatur ini dapat digunakan untuk mengukur seberapa baik sistim
pengomposan ini bekerja, disamping itu juga dapat diketahui sejauh mana
dekomposisi telah berjalan. Sebagai ilustrasi, jika kompos naik
sampai temperatur 40°C – 50°C, maka dapat disimpulkan bahwa campuran
bahan baku kompos cukup mengandung bahan Nitrogen dan Carbon dan cukup
mengandung air (kelembabannya cukup) untuk menunjang pertumbuhan
microorganisme. Pengamatan temperatur harus dilakukan dengan
menggunakan alat uji temperatur yang dapat mencapai jauh ke dalam
tumpukan kompos. Tunggu sampai beberapa saat sampai temperatur stabil.
Kemudian lakukan lagi di tempat yang berbeda. Lakukanlah pengamatan
tersebut di beberapa lokasi, termasuk pada berbagai kedalaman dari
tumpukkan kompos. Kompos dapat memiliki kantong-kantong yang lebih
panas dan ada kantong-kantong yang dingin. Semuanya sangat bergantung
kepada kandungan uap air (kelembaban) dan komposisi kimia bahan baku
kompos. Maka akan diperoleh peta gradient temperatur. Dengan
menggambarkan grafik temperatur dan lokasi-lokasinya sejalan dengan
bertambahnya waktu, maka dapat dijelaskan:
- Sudah berapa jauh proses dekomposisi berjalan
- Seberapa baik komposisi campuran bahan baku tersebut
- Seberapa rata campuran tersebut dan dibagian mana campuran tidak rata
- Dibagian mana sirkulasi udara berjalan normal dan dibagian mana kurang normal.
Dari
informasi diatas, maka dapat diambil keputusan langkah-langkah apa
yang harus dilakukan untuk mencapai hasil akhir dan memperoleh kompos
dengan kualitas yang diinginkan.
Pada proses
komposting yang baik, maka temperatur 40°C – 50 0C dapat dicapai dalam 2
– 3 hari. Kemudian dalam beberapa hari berikutnya temperatur akan
meningkat sampai bahan baku yang didekomposisi oleh mikroorganisme
habis. Dari situ barulah temperatur akan turun.
Dari beberapa kali proses pembuatan kompos dengan sistim Windrow,
dengan memakai campuran bahan baku kompos terdiri dari kotoran sapi,
kotoran ayam, kotoran kambing, dedak dan jerami, perubahan temperatur
mencapai 40°C – 50 °C dapat dicapai dalam waktu 3 (tiga) hari. Oleh
karena itu pembalikan kompos dilakukan pada hari ke 4 (empat).
Setelah
pembalikan pertama temperatur akan turun, lalu naik lagi sampai
mencapai 55°C – 60°C pada hari ke 6. Oleh karena itu dilakukan lagi
pembalikan ke dua pada hari ke 6 (enam) atau 3 hari setelah pembalikan
pertama, setelah pembalikkan temperatur akan turun dan naik lagi sampai
55°C – 60°C pada hari ke 9 (sembilan). Pada hari ke 9 (sembilan) ini
atau 3 hari setalah pembalikkan ke dua dilakukan lagi pembalikan ke 3
(tiga).
Apabila komposisi campuran bahan baku
tepat, temperatur akan stabil sampai hari ke 12 (dua belas) dan
seterusnya, untuk kemudian turun dan stabil pada temperatur tertentu.
Pada hari ke 14 tumpukan kompos dapat mulai dibuka untuk didinginkan dan kemudian selanjutnya dilakukan penyaringan dan pengepakan.
Pada hari ke 14 tumpukan kompos dapat mulai dibuka untuk didinginkan dan kemudian selanjutnya dilakukan penyaringan dan pengepakan.
Pengamatan Kelembaban
Pembuatan
kompos akan berlangsung dengan baik pada satu keadaan campuran bahan
baku kompos yang memiliki kadar uap air antara 40 – 60 persen dari
beratnya. Pada keadaan level uap air yang lebih rendah, aktivitas
mikroorganisme akan terhambat atau berhenti sama sekali. Pada keadaan
level kelembaban yang lebih tinggi, maka prosesnya kemungkinan akan
anerobik, yang akan menyebabkan timbulnya bau busuk.
Ketika
bahan baku kompos dipilih untuk kemudian dicampur, kadar uap air dapat
diukur atau diperkirakan. Setelah proses pembuatan kompos berlangsung,
pengukuran kelembaban tidak perlu diulangi, tetapi dapat langsung
diamati tingkat kecukupan kandungan uap air tersebut.
Apabila proses pembuatan kompos sedang berjalan, lalu kemudian muncul bau busuk, sudah dapat dipastikan kompos mengandung kadar air berlebihan. Kelebihan uap air ini telah mengisi ruang pori, sehingga menghalangi diffusi oksigen melalui bahan-bahan kompos tersebut. Inilah yang membuat keadaan menjadi anaerobik. Pencampuran bahan baku dengan potongan 4 – 10 cm, seperti bahan jerami, potongan kayu, kertas karton, serbuk gergaji dll dapat mengurangi permasalahan ini.
Apabila proses pembuatan kompos sedang berjalan, lalu kemudian muncul bau busuk, sudah dapat dipastikan kompos mengandung kadar air berlebihan. Kelebihan uap air ini telah mengisi ruang pori, sehingga menghalangi diffusi oksigen melalui bahan-bahan kompos tersebut. Inilah yang membuat keadaan menjadi anaerobik. Pencampuran bahan baku dengan potongan 4 – 10 cm, seperti bahan jerami, potongan kayu, kertas karton, serbuk gergaji dll dapat mengurangi permasalahan ini.
Apabila melakukan pembuatan kompos dengan memakai sistim aerated static pile ataupun sistim in Vessel,
berhati-hatilah dalam menambahkan udara (oksigen), jangan sampai
menyebabkan kompos menjadi kering . Indikasinya adalah perhatikan
temperatur, jika temperatur menurun lebih cepat dari biasanya, maka ada
kemungkinan kompos terlalu kering.
Pengamatan Odor / Aroma
Jika
proses pembuatan kompos berjalan dengan normal, maka tidak boleh
menghasilkan bau yang menyengat (bau busuk). Walaupun demikian dalam
pembuatan kompos tidak akan terbebas sama sekali dari adanya bau.
Dengan memanfaatkan indra penciuman, dapat dijadikan sebagai alat untuk
mendeteksi permasalahan yang terjadi selama proses pembuatan kompos.
Sebagai gambaran, jika tercium bau amonia, patut diduga campuran bahan kompos kelebihan bahan yang mengandung unsur Nitrogen (ratio C/N terlalu rendah). Untuk mengatasinya tambahkanlah bahan-bahan yang mengandung C/N tinggi, misalnya berupa:
Sebagai gambaran, jika tercium bau amonia, patut diduga campuran bahan kompos kelebihan bahan yang mengandung unsur Nitrogen (ratio C/N terlalu rendah). Untuk mengatasinya tambahkanlah bahan-bahan yang mengandung C/N tinggi, misalnya berupa:
- Potongan jerami, atau
- Potongan kayu, atau
- Serbuk gergaji, atau
- Potongan kertas koran dan atau karton dll
Jika
tercium bau busuk, mungkin campuran kompos terlalu banyak mengandung
air. Apabila ini terjadi, lakukanlah pembalikan (pada sistim windrow), tambahkan oksigen pada sistim Aerated Static Pile atau In Vessel.
Pengamatan pH
Pengamatan pH
Pengamatan
pH kompos berfungsi sebagai indikator proses dekomposisi kompos.
Mikroba kompos akan bekerja pada keadaan pH netral sampai sedikit masam,
dengan kisaran pH antara 5.5 sampai 8.
Selama tahap awal proses dekomposisi, akan terbentuk asam-asam organik. Kondisi asam ini akan mendorong pertumbuhan jamur dan akan mendekomposisi lignin dan selulosa pada bahan kompos. Selama proses pembuatan kompos berlangsung, asam-asam organik tersebut akan menjadi netral dan kompos menjadi matang biasanya mencapai pH antara 6 – 8.
Jika kondisi anaerobik berkembang selama proses pembuatan kompos, asam-asam organik akan menumpuk. Pemberian udara atau pembalikan kompos akan mengurangi kemasaman ini. Penambahan kapur dalam proses pembuatan kompos tidak dianjurkan. Pemberian kapur (Kalsium Karbonat, CaCo3) akan menyebabkan terjadinya kehilangan nitrogen yang berubah menjadi gas Amoniak. Kehilangan ini tidak saja menyebabkan terjadinya bau, tetapi juga menimbulkan kerugian karena menyebabkan terjadinya kehilangan unsur hara yang penting, yaitu nitrogen. Nitrogen sudah barang tentu lebih baik disimpan dalam kompos untuk kemudian nanti digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhannya.
Selama tahap awal proses dekomposisi, akan terbentuk asam-asam organik. Kondisi asam ini akan mendorong pertumbuhan jamur dan akan mendekomposisi lignin dan selulosa pada bahan kompos. Selama proses pembuatan kompos berlangsung, asam-asam organik tersebut akan menjadi netral dan kompos menjadi matang biasanya mencapai pH antara 6 – 8.
Jika kondisi anaerobik berkembang selama proses pembuatan kompos, asam-asam organik akan menumpuk. Pemberian udara atau pembalikan kompos akan mengurangi kemasaman ini. Penambahan kapur dalam proses pembuatan kompos tidak dianjurkan. Pemberian kapur (Kalsium Karbonat, CaCo3) akan menyebabkan terjadinya kehilangan nitrogen yang berubah menjadi gas Amoniak. Kehilangan ini tidak saja menyebabkan terjadinya bau, tetapi juga menimbulkan kerugian karena menyebabkan terjadinya kehilangan unsur hara yang penting, yaitu nitrogen. Nitrogen sudah barang tentu lebih baik disimpan dalam kompos untuk kemudian nanti digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhannya.
PEMBUATAN KOMPOS DENGAN MORETAN
o BAHAN:
Sekam 100kg/4 karung (potongan jerami/dedaunan) + kotoran kambing/sapi
100kg + dedak halus 10 kg + Moretan sekitar 5 liter + air bersih sekitar
100 liter
o CARA:
1. Campur dan aduk merata sekam dan kotoran kambing
2. Tambahkan dedak dan aduk hingga merata
3. Larutkan Moretan dalam air, dengan ukuran 1 gelas Moretan per 5 liter air
4. Siramkan
larutan Moretan pada campuran sekam-kotoran-dedak, aduk merata, sampai
kondisi cukup lembab (tidak mengeluarkan air ketika dikepal & tidak
buyar/kepyar ketika kepalan dilepas)
5. Tumpuk campuran setinggi 0,5 – 1 meter, tutup dengan terpal/plastik, aduk/balik tiga hari sekali
6. Kompos siap digunakan ketika berbau masam spt tape, kecoklatan & dingin, biasanya jadi dalam 14 hari
PENGGUNAAN MORETAN YANG LAIN
o Sebagai PPC untuk padi
1. Konsentrasi 0,5 – 1 liter per tangki
2. Disemprotkan 3, 10, 20, 30, 40 & 50
o Mempercepat pelapukan jerami
1. Konsentrasi 0,5 – 1 liter per tangki
2. Disemprotkan pada jerami yang disebar di lahan/dikeringkan
3. Dalam 1 minggu siap dibajak
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
Blog Archive
-
▼
2012
(25)
- ► 07/29 - 08/05 (3)
- ► 07/22 - 07/29 (1)
- ► 05/27 - 06/03 (1)
-
▼
03/25 - 04/01
(16)
- CARA NANAM CABAI
- Cara Membuat Pupuk Cair Organik
- Cara membuat kotak admin dibawah postingan di blog
- Cara Mendapatkan API Key Facebook
- Cara Mudah Pasang Gadget Buku Tamu di Blog
- Pasang Buku Tamu Tersembunyi Di Blogger
- Kumpulan Hadits Petujuk
- Tips Cara Memotivasi Anak Untuk Giat Belajar Dan ...
- Kumpulan Do’a _ Do'a
- Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Didik.
- Sofware Mengajak Anak Belajar Serasa Bermain
- Kumpulan Sofware Islami
- Cara Mengistal Windows Vista lengkap dengan gambarnya
- Cara Instal Windows 7 Lengkap dengan Gambar
- Cara lengkap instalasi windows xp sp2
- Cara Membuat Tulisan berjalan di Blogspot
- ► 03/18 - 03/25 (1)
- ► 03/11 - 03/18 (3)
0 komentar:
Posting Komentar